Buku Bacaan Inspiratif: Excuse Me sorry Your Life Is Waiting

BUKU BACAAN INSPIRATIF
Buku Bacaan Inspiratif


Buku bacaan inspiratif berjudul , “Excuse Me Your Life Is Waiting” . Awal membaca judul buku ini, saya yakin pembaca akan langsung berekspektasi buku ini ini bercerita tentang waktu, tentang betapa berharganya waktu yang tidak akan terulang lagi. Tapi…uupsss anda salah pemirsa. Sebab buku ini lebih cenderung membahas isu-isu social dalam kehidupan bermasyarakat dan karenanya buku bacaan inspiratif ini cocok dibaca semua usia.

Sudut pandang buku bacaan inspiratif ini terletak pada seekor lalat kecil bernama Socrates. Para pembaca tahu kan siapa Socrates? Atau setidaknya pernah dengar. Pembaca yang pernah kuliah di Jurusan filsafat pasti udah hapal banget siapa Socrates, aristoteles, dan teman-temannya yang kebanyakan namanya diakhiri –es. 

Buku bacaan inspiratif yang kecil berwarna ungu ini barangkali membawa isu social tapi dibungkus dengan gaya penulisan yang lebih ringan. Bahasa kerennya serius tapi santai. apa buktinya?  Buktinya sudut pandangnya menggunakan lalat kecil bernama Socrates. Dan kenapa harus Socrates? Kan masih ada nama filsuf lainnya seperti Aristoteles. Pertanyaan yang menarik!! Tapi, barangkali hanya Socrates yang dapat mewakili gagasan penulis  dalam buku bacaan inspiratif  Excuse Me Yourlife Is Waiting. Hmmm…barangkali loh.

buku bacaan inspiratif
buku bacaan inspiratif excuse me your life is waiting hal 38

Terlepas dari itu semua, yuks intip-intip seperti apa sih isi buku bacaan inspiratif kecil mungil ini. 

Halaman pertama berisi tentang daftar isi sbb:

Excuse Me Kesatu

Pada Ruang…Pada Waktu…Aku Datang

Excuse Me Kedua

Inilah Ruang Waktumu!

Excuse Me Ketiga

Berada Untuk Terus Melupa

Excuse Me Keempat

Seperti Jarum Dalam Arloji

Excuse Me Kelima

Mencari…Selalu Mencari…

Excuse Me Keenam

Kamu Basi Maka Aku Datang

Dll ya pemirsa, masih banyak lagi daftar isinya.

Pada bab, Pada Ruang…Pada Waktu…Aku Datang  diawali dengan kedatangan lalat Socrates yang sangat filsuf sekali. Barangkali karena nama lalatnya Socrates, jadi setidaknya dia harus mewakili gaya seorang filsuf. Pada bab ini juga terdapat dialog sang lalat dan Socrates dan pada Bab ini lalatnya masih lalat biasa yang berkeinginan mulia mendorong manusia masuk surge. Sungguh lalat yang baik hati ya! 

buku bacaan inspiratif hal 56
buku bacaan inspiratif excuse me your life is waiting hal 56

Kemudian Socrates memberikan tips supaya lalat  Socrates mampu mencapai keinginan mulianya: “Masukilah ruang dan waktu! Kamu harus punya keinginan memasuki ruang dan waktu!” Sang lalat berkilah, yang kalau disederhanakan kurang lebih begini bahasanya, “Memasuki ruang dan waktu mah dah biasa.  Pada jam-jam manusia makan aku berada dalam ruang makan dan waktu makan.” 

Socrates menyanggahnya dengan mengatakan : “… Yang harus kamu lakukan adalah memasuki ruang dan waktu berdasarkan keinginan kamu yang khas, bukan ikut-ikutan.” But how? Socrates menjawab: “Hidup yang nggak dipertanyakan, nggak layak buat diteruskan.” Okeee… udah mulai muncul ya bahasa ala-ala filsuf pada bab pertama ini. Pembaca yang doyan dengan fillsafat pasti suka dengan buku ini yang kental dengan gaya bahasa filsafat. 

buku bacaan inspiratif excuse me your life is waiting hal 91
buku bacaan inspiratif excuse me your life is waiting hal 91


Pembaca yang tidak suka filsafat dan tidak paham dengan gaya bahasa filsafat, barangkali akan menyukai buku ini sebab bahasanya mudah dicerna daripada buku filsafat yang benar-benar dari awal hingga akhir buku kental dengan gaya bahasa filsuf. 

Juga, pada bab pertama buku bacaan inspiratif ini diceritakan kisah-kisah yang diceritakan oleh Imam Ghazali, seperti kisah ahli ibadah yang bodoh, kisah rahib yang kebablasan yang kesemuanya dimaksudkan agar pembaca mengambil pelajaran dari kisah-kisah ini. 

Pada bab kedua buku bacaan inspiratif : Inilah Ruang Waktumu! Pembahasan mulai mengarah kepada isu-isu social yang terjadi di lingkungan masyarakat  tapi tetap menampilkan lalat Socrates yang penuh Tanya. Halaman pertama pada bab 2 ini, diawali dengan :

Ruangmu dimulai dari ahad, 26 Desember 2005, pukul delapan pagi. Saat pukul tujuh pagi, bahkan tujuh mendekati delapan, tak ada apa-apa. Semua berjalan seperti biasa, bahkan sangat menyenangkan. Tiba-tiba ribuan ikan tumpah di pantai-pantai Nangroe Aceh Darussalam.Tentu saja nelayan langsung menyambutnya. Tanpa usaha mereka menangguk keuntungan. Siapa yang nggak mau?

Udah pada tahu kan ada momen besar apa yang terjadi di Negara tercinta kita, Indonesia, pada tanggal 26 Desember 2005? Sebuah momen besar yang sungguh membuat mata kita terbelalak hingga tak sanggup menahan tangis yang membuncah dari dada. Momen yang sekejap membuat kita tersadar, "oh, betapa lemahnya dan betapa kecilnya manusia ini." 

Kemudian, lalat Socrates, tiba-tiba flash back to Pak Mahfudz. Wait..wait...Mahfudz MD kah? Bukan!! Tetapi Pa Mahfudz yang istrinya bunuh diri bersama ketiga anaknya. Demi mengakhiri penderitaan mereka yang tiada jua menemukan solusi. Sebuah peristiwa yang sesaat menjadi hangat, mendapat perhatian, simpati dari semua orang sebelum akhirnya terlupakan oleh peristiwa tsunami Aceh.

Yups, melalui lalat socrates ini barangkali penulis sedang mengingatkan kita, bahwa kita ini masih "sebentar ribut dan ingat, sebentar lupa." Sehingga tak ada satu urusan pun yang selesai. Semua menjadi penting sesaat saja, lalu menguap bersama berita terbaru. "Lupa itu muncul dari ketiadaan perhatian, dan ketiadaan perhatian itu lahir dari penyepelean, ...." (hal 58).

Excuse me keempat, seperti jarum dalam jerami ada pada halaman 69. Pembahasan di bab ini dimulai dengan pertanyaan : "Kenapa dalam dunia modern, orang Seperti disuntik anjing gila, begitu ngotot ingin mendapatkan kemajuan ?" Jawabnya karena orang modern memakai arloji. 

Lihatlah jarum arlojimu kawan !! Jarumnya selalu berpindah ke angka yang lebih tinggi, lagi dan lagi, begitu seterusnya berputar-putar melakukan hal yang sama. Arloji dianalogikan dengan orang modern, yang selalu memiliki keinginan membeli dan memiliki "kemajuan" misal teknologi. Dimana ini sering dilakukan orang modern tanpa tujuan, tapi didasarkan "memang sudah begitu dari dulunya, mau apalagi?" 

Pesan yang barangkali ingin disampaikan penulis dalam buku bacaan inspiratif ini adalah jadilah manusia yang hidup dengan tujuan sendiri. Bukan hidup yang berdasarkan perputaran atau kelaziman yang turun temurun dari beberapa generasi dan tanpa memiliki tujuan. 

Keseluruhan buku bacaan inspiratif ini ada lima belas bab, yang bab demi bab sebenarnya berisi kritik sosial yang dibungkus dengan bahasa-bahasa filsafat yang mudah dicerna. Jadi, kalau pembaca pusing dengan bahasa-bahasa filsafat yang menjelimet dan susah dicerna, maka dont worry. Karena buku ini walau menggunakan bahasa-bahasa filsafat, masih mudah dipahami maksudnya. 

Buku bacaan inspiratif ini ready di mimin rp.20,000 dan stok 1 saja. Psst.... ini buku bekas ya, bila minat just kirim pesan via wa 081221537939, shopee, bukalapak.









 

Komentar